top of page

Eat Fat and Lose Weight?

  • RBL
  • Feb 17, 2016
  • 2 min read

Di salah satu blog yang saya tulis tentang KETO Diet, saya pernah menguraikan secara singkat mengenai metode diet yang terdengar ganjil ini.

Negara pertama yang menerapkan metode ini adalah:

SWEDIA

Swedia telah menjadi negara Barat pertama yang mengembangkan pedoman diet nasional dengan menepis paham populer mengenai diet rendah lemak untuk kehidupan yang sehat.

Pemahaman dan pengajaran pola makan tinggi lemak ini didukung oleh:

- Studi selama dua tahun oleh Dewan Kesehatan Pengkajian Teknologi Swedia

- Peserta studi berjumlah 16.0000 orang

- Studi dipublikasikan dengan pengamatan hingga 31 Mei 2013

Seorang ilmuwan bernama dr. Andreas Eenfeldt, yang membuat Dietdoctor.com—blog kesehatan paling populer di Swedia—menerbitkan beberapa pokok penelitian ini dalam bahasa Inggris:

- kolesterol "baik" HDL meningkat

- Kolesterol "jahat" LDL tidak meningkat

Hal ini berlaku untuk pola makan rendah karbohidrat—kurang dari 40, maupun pola makan karbohidrat sangat rendah—kurang dari 20%.

Pola makan ini sangat membantu mereka—dan terbukti secara klinis—yang menghadapi diabetes dan obesitas yang tak ada obatnya. Pola ini juga secara mengejutkan mampu menurunkan Trigleserida. Click here for source.

Di artikel itu, dr Eendfeldt mengungkapkan bahwa lemak dan minyak berikut ini sama sekali tidak berbahaya: mentega, minyak zaitun, whipping cream (tanpa gula)/krim kental dan daging. Sebaliknya, ia melanjutkan, lemak sangat baik untuk menurunkan berat badan.

Yang lebih mengejutkan lagi, ia mencatat bahwa tak ada hubungan antara asupan lemak tinggi dan penyakit jantung/kardiovaskular.

Menurutnya, kesalahan persepsi selama ini terjadi akibat konsumsi lemak tinggi yang dibarengi dengan konsumsi karbohidrat tinggi—termasuk roti, nasi, gula dan high fructose corn syrup. Inilah yang memicu berbagai macam kondisi diabet, kolesterol, tekanan darah tinggi dan penyakit kardiovaskular. Ketika karbohidrat tinggi dihilangkan dari pola makan tinggi lemak tersebut, semua gejala penyakit menurun dan berangsur menghilang.

Pada 2002, jurnalis sekaligus ilmuwan Gary Taubes menulis tentang bahaya pola makan tinggi karbohidrat dan manfaat pola makan tinggi lemak. Tulisan dan hasil penelitiannya telah dipublikasikan di New York Times dan Time Magazine dalam artikel berjudul “What If It Were All a Big Fat Lie!”

Comments


© 2020 RBL - Ron's Body Lab

bottom of page