MAKANAN - BURNING or STORING?
- rsoepra
- Feb 4, 2016
- 1 min read
Secara alami, tubuh akan selalu melakukan 2 hal:
Fat storing dan Fat burning.
Apa bedanya?
Fat storing membuat tubuh menimbun lemak sebagai cadangan energi. Ia juga membuat tubuh cepat lapar.
Fat burning sebaliknya. Ia membantu tubuh membakar lemak dan membuatnya tahan lapar lebih lama.
SEDERHANA? Ya dan tidak.
KARBOHIDRAT
Karena kebiasaan porsi makan di Asia—termasuk Indonesia—adalah 80% karbohidrat (nasi) dan 20% zat lain.
Misal:
Nasi putih dan lauk.
Nasi goreng
Mie ayam
Nasi padang
Soto mie
Gula, Sirup
(baca: Type gula ini mematikan!)
Karbohidrat akan selalu memicu naiknya gula darah dan insulin. Pada saat insulin meningkat maka gula darah akan disimpan sebagai lemak. Menurunnya gula darah akibat insulin akan mengirimkan sinyal “lapar” ke otak.
PROTEIN
Protein akan selalu memicu tubuh masuk ke zona fat burning.
Termasuk golongan:
Daging sapi, ayam, ikan, telur
Sayur pun juga mengandung protein (dalam jumlah kecil):
brokoli, asparagus, cabai, bayam
Golongan ini memiliki serat yang cukup tinggi, sehingga memberi :
1. Efek kenyang yang cukup lama dibanding karbohidrat
2. Efek thermogenic (peningkatan metabolisme)
3. Komposisi tubuh yang lebih baik, karena merupakan sumber pembentukan otot
Terlalu banyak protein akan menyebabkan kegemukan. Ingatlah untuk mengonsumsi protein dan porsi karbo rendah.
GOOD FAT (Lemak Sehat)
Omega 3 oil (dari ikan maupun tumbuhan)
Avocado oil
Coconut oil
*Baiknya dikonsumsi dengan pola makan rendah karbohidrat *Lemak tidak menyebabkan fluktuasi insulin, sehingga tubuh tak akan cepat lapar

Pola makan di samping ini akan membantu dalam program 90 hari Anda.
Kecuali Anda memilih menggunakan pola makan Keto, maka karbohidrat Anda harus = 0.
Pada 2013, Swedia menjadi negara pertama yang secara nasional mengumumkan bahwa pola makan tinggi lemak (rendah karbohidrat) sangat berguna bagi orang yang mengalami obesitas. Klik disini untuk baca lebih lanjut.
Comments