top of page

Faktor Hormonal Dibalik Rasa Lapar

  • Writer: rsoepra
    rsoepra
  • Sep 8, 2016
  • 2 min read

Dalam sebuah penelitian mengungkap, munculnya rasa lapar pada seseorang sering disebabkan oleh satu dan beberapa hal. Dan disadari atau tidak, hal tersebut sering berkaitan dengan aktivitas seseorang setiap hari dan faktor hormonal.

Lapar adalah sifat naluri seseorang, biasanya munculnya perasaan ini berawal dari sinyal tubuh saat membutuhkan asupan nutrisi dan energi. Bukan jadi masalah jika kita bisa mengatasinya, atau memilih konsumsi sehat untuk bisa mengatasi masalah lapar di perut. Hanya saja, tak jarang orang sering lupa memilih jenis makanan sehat, dan rasa lapar yang tak kunjung reda.

Untuk itu, menjaga pola makan sehat, harus diimbangi dengan nafsu makan yang terkontrol. Karena disadari atau tidak, munculnya masalah obesitas dan dampak buruknya, sering berawal dari kebiasaan makan yang tidak terkontrol dengan baik.

Dampaknya, seseorang akan mudah mengalami masalah kesehatan. Seperti obesitas, jantung, diabetes dan masalah lain dari kebiasaan lapar dan konsumsi makanan yang kurang sehat.

Penelitian membuktikan, munculnya rasa lapar salah satunya disebabkan karena masalah hormonal. Terutama jenis hormon leptin dan ghrelin yang berpengaruh penting dalam munculnya rasa lapar.

Faktor Hormonal Dibalik Obesitas

Untuk memahami sejauh mana rasa lapar muncul disebabkan karena masalah hormonal, mari kita berkenalan dengan 2 jenis hormon penyebab munculnya rasa lapar.

Hormon Ghrelin

Hormon jenis ini biasa diproduksi oleh lapisan sel P/D1, berasal dari lambung manusia dan sel epsilon di pankreas. Hormon Ghrelin biasanya sedang meningkat ketika perut kita terasa lapar, dan secara alami menurun setelah proses penyerapan nutrisi.

Hormon Ghrelin juga sering berhubungan dengan otak, dan mengaktifkan perasaan senang pada seseorang. Selain itu, Ghrelin juga sering berhubungan dengan hipotalamus otak. Kedua hal tersebut yang membuat jenis hormon ini meningkatkan nafsu makan seseorang ketimbang menurunkan.

Hormon Ghrelin juga sering bertindak sebagai korteks tabula rasa yang bekerja sebagai pengakumulasian lipid (senyawa tidak larut air dan penyebab utama penumpukan lemak di tubuh) dan jaringan visceral.

Uji coba mengungkapkan, orang yang disuntik dengan hormon ini akan meningkat nafsu makannya dalam beberapa jam. Dan mereka kerap mengonsumsi 30% lebih banyak asupan makanan dari yang biasa dikonsumsi.

Hormon Leptin

Seperti Hormon Ghrelin, hormon Leptin juga sering dikaitkan dengan masalah obesitas dan kegemukan seseorang. Jenis hormon ini biasa dihasilkan dari sel-sel lemak yang membantu proses metabolisme tubuh, juga meningkatkan nafsu makan.

Hormon Leptin diproduksi dari sel lemak. Sehingga semakin banyak sel lemak, biasanya jumlah hormon ini menyesuaikan dan sama banyaknya. Leptin akan mengirim sinyal ke otak jika perut sudah merasa kenyang, sehingga mencegah rasa kekenyangan secara berlebih.

Profesor Bouloux dari Birmingham University mengatakan, kekurangan jenis hormon ini kerap memicu munculnya obesitas. Saat hormon Leptin tidak berfungsi sebgaimana mestinya, orang akan mudah mengonsumsi makanan karena bagian otak keliru menerjemahkan rasa kenyang. Kejadian ini sering disebut dengan istilah Leptin Resistance.

Jika berlangsung dalam kurun waktu tertentu, kondisi ini akan meningkatkan resiko kesehatan. Seperti masalah pengeroposan tulang, osteoporosis, serangan jantung, kanker, masalah libido, mood yang kurang stabil dan tentu saja masalah obesitas, atau kegemukan.


 
 
 

Comentarios


© 2020 RBL - Ron's Body Lab

bottom of page